MEWUJUDKAN INDONESIA YANG HARMONI DALAM DIVERSITAS
Assalamualaikum,
welcome to Mekel’s Blog terima kasih untuk para pembaca yang masih setia
mengikut tulisan-tulisan saya, kali ini saya ingin sedikit curhat mengenai
fenomena yang terjadi di Negara kita tercinta, Indonesia Raya.
Akhir-akhir
ini publik dihebohkan dengan pemberitaan kasus pelecehan agama oleh Bapak
Basuki Tjahya Purnama alias ahok Ahok yang menyampaikan kata-kata provokatif
dengan melecehkan Surah Al-Maidah ayat 51. Kira-kira seperti ini kutipan
kata-katanya.
“bapak
ibu ga bisa pilih saya, karena dibohongin pake surat almaidah 51 macem-macem
itu. Itu hak bapak ibu ya. Jadi kalau bapak ibu perasaan ga bisa pilih nih,
karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya, gapapa. Karena ini kan hak
pribadi bapak ibu. Program ini jalan saja. Jadi bapak ibu ga usah merasa ga
enak. Dalam nuraninya ga bisa pilih Ahok”
Kata-kata
itu menjadi polemik dan melahirkan rekasi beragam orang-orang. Sebagai umat
muslim ketika saya pertama kali mendengar kasus ini, saya tidak lantas marah
dan angkat senjata, namun saya tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang
seperti apa persisnya kata-kata yang di lontarkan ahok sendiri.
Menurut
saya, pernyataan Ahok sama sekali tidak melecehkan
Alquran. Kalimat “karena dibohongin pake surat Al Maidah 51” bukan
berarti surat almaidah bohong, tapi dibohongin PAKE surat alamidah 51. Artinya
ada orang yang membohongi masyarakat MEMAKAI surat Al Maidah 51. Ada orang yang
menakut-nakuti masyarakat agar tidak memilih Ahok karena diancam neraka dan
sebagainya. Beda kalau Ahok bilang “dibohongin sama Alamidah 51” itu
artinya Al Maidahnya
yang bohong atau membohongi.
Menurut
saya, aksi-aksi yang hadir atas reaksi publik semakin memperkeruh suasana dan
tidak memperbaiki keadaan, sudah saatnya publik memiliki wawasan yang lebih
baik untuk mencerna pesan yang di sampaikan oleh komunikator. Indonesia merupakan
negara yang terdiri dari beragam suku bangsa, ada banyak etnis dengan beragam
kepercayaan yang tinggal dan menetap di Indonesia. Muslim memang menjadi
mayoritas di Negeri ini, namun adakalanya kita sebagai kaum mayoritas untuk
menjaga tingkah laku kita dengan tidak menindas kaum minoritas.
Kasus
ini merupakan provokasi dari segelintir orang yang ingin memecah persatuan
bangsa Indonesia, kita harus menghormati perbedaan keyakinan antar sesama warga
Indonesia demi mewujudkan Harmoni dalam Diversitas, karena seperti kata pepatah
“Bersatu kita teguh, Bercerai kita runtuh”. Meskipun kita memiliki perbedaan
keyakinan, namun kita memiliki satu tujuan yaitu menginginkan negara Indonesia
menjadi negara yang lebih baik lagi ke depannya, cobalah menganggap bahwa
perbedaan agama menjadi jurang pemisah antara si A dan si B, namun sebagai
ajang bersatu sesama umat manusia yang beragama, karena saya yakin setiap agama
pasti mengajarkan budi baik nan luhur kepada setiap penganutnya.
Saya
menerima perbedaan pendapat yang akan hadir di postingan ini, mari kita
utarakan pendapat kita masing-masing tanpa mengesampingkan akal sehat. Jangan lah
kita dengan lekas terpancing emosi ketika terprovokasi oleh suatu video yang di
posting di dunia maya, alangkah baiknya kita mendalami lebih lanjut sebelum
mengambil singkap atas suatu fenomena dengan menyampaikan alasan yang sesuai
dengan akal sehat, dan tak lupa mari kita wujudkan Indonesia sebagai Bangsa
yang Harmoni dalam Diversitas, Semangat!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar